Cara melatih kombinasi telinga dan membaca? Sing, sing and sing!
- Murid menyanyikan nama not/nadanya “do”, “re”, “mi” atau “C”, “D”, “E” melodi dari lagu yang dimainkan oleh guru sambil membaca partitur (jika murid malu, gunakan suku kata “la”, “ma” atau “na” saja) dan
- mengilustrasikan kontur dari melodi tsb. dengan menggunakan pergerakan tangan naik/turun di depan tubuhnya sambil berdiri (hand sign – Kodaly technique* »optional, tidak harus«
sumber: http://www.classicsforkids.com/teachers/training/handsigns.asp
- Murid memainkan melodi dari lagu-lagu yang sederhana dan terkenal (nursery rhymes: “Twinkle-Twinkle Little Star“) pada tuts piano hanya berdasarkan pendengaran
- Guru memainkan lagu si murid dan membuat “kesalahan” atau variasi yang di-exaggerate, murid harus mencari dimana letak perbedaan yang dibuat oleh guru
- Murid bermain piano sambil bernyanyi dan dibiasakan mengkoreksi nada yang salah lewat pendengaran
Ketika partisipasi telinga menjadi semakin aktif dalam pembelajaran, maka murid akan mulai menggunakannya secara automatis untuk membantu mereka bermain lebih akurat. Setelah itu inner hearing pun akan berkembang seiring dengan berkembangnya ear trainingmembantu murid untuk mendengar nada apa yang mereka lihat pada partitur sebelum mereka memainkannya pada piano, sehingga membantu mereka untuk bermain lebih akurat sesuai dengan notasi balok yang mereka baca.
3. Learning and playing several pieces every week!
Ketika murid telah dapat membaca notasi balok pada grand staff, maka mereka sudah dapat ditugaskan untuk membaca lagu-lagu pendek yang sederhana dengan materi yang mirip dari tingkat pemula dengan variasi dan konteks yang berbeda, sehingga kemampuan membaca menjadi semakin terasah. Seiring dengan perkembangan murid, maka tenggang waktu pembelajaran dari lagu yang satu dengan lagu yang lainnya menjadi lebih pendek.
☞ Latihlah beberapa lagu yang sederhana, pendek dan yang mempunyai variasi kesulitan dalam tingkat pemula yang berbeda-beda serta signifikan untuk perkembangan permainan murid! Ciptakan rutinitas membaca dan sight readingyang baik dan sistematis!
Beberapa dari lagu tsb. dapat digunakan untuk belajar menghafal dan konser, tetapi yang terpenting dari lagu-lagu yang diberikan adalah apakah ada sesuatu hal berharga yang bisa dipelajari murid? Misalnya: tujuan dari suatu lagu adalah untuk melatih ritmik spesifik, jika murid melakukan kesalahan dalam memainkan nada tapi menguasai ritmik tsb., maka murid telah mempelajari hal yang paling penting dalam lagu itu.
Beberapa dari lagu tsb. dapat digunakan untuk belajar menghafal dan konser, tetapi yang terpenting dari lagu-lagu yang diberikan adalah apakah ada sesuatu hal berharga yang bisa dipelajari murid? Misalnya: tujuan dari suatu lagu adalah untuk melatih ritmik spesifik, jika murid melakukan kesalahan dalam memainkan nada tapi menguasai ritmik tsb., maka murid telah mempelajari hal yang paling penting dalam lagu itu.
4. Understanding your individual learning styles and strength!
Setiap murid mempunyai gaya belajar dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru dapat mengaplikasikan kegiatan belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca murid, apabila guru dapat menentukan gaya belajar si murid – apakah mereka menangkap/menyerap materi lebih cepat secara visual, lisan/verbal (aural), audio atau kinestetik?
- VISUAL
Murid yang mempelajari materi secara visual umumnya mempunyai kemampuan membaca yang baik, sangat sistematis dan konsentrasi yang tinggi, bahkan tidak jarang murid di kategori ini merupakan seorang yang mempunyai kemampuan prima vista (dari bahasa Latin prima = sempurna/baik, vista = visual) – yaitu seseorang yang mampu membaca notasi balok dengan sempurna hanya dengan sekali membaca dan dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga mereka tidak mempunyai kesulitan yang berarti dalam membaca, namun pada umumnya mereka menghindari penghafalan dalam belajar (memorizing) karena sulit bagi mereka untuk menghafal. Sedangkan kemampuan untuk menghafal berkaitan erat dengan memori jangka pendek (short-term memory), ear training, inner hearing dan intepretasi – yang sangat dibutuhkan dalam latihan dan konser.
- VERBAL
Murid yang mempelajari materi secara verbal, umumnya mereka mempunyai kemampuan berpikir yang baik dan kritis karena mereka menangkap segala sesuatunya berdasarkan logika dan kognitif (pengertian). Sehingga mereka mampu untuk menilai keakuratan serta tidak/baiknya permainan mereka, mengkritik diri dan mencari solusi untuk memperbaiki kesalahannya.
- AUDIO
Sedangkan murid yang menangkap materi secara audio adalah seorang yang mengandalkan segala sesuatunya berdasarkan ketajaman pendengaran (ear training), seorang pendengar yang baik, sangat musikal, peka, pandai bernyanyi, mampu mengenali berbagai lagu yang berbeda, mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menghafal (memorizing) dan tidak jarang mempunyai inner hearing,sight, singing dan absolute hearing yang sempurna.
- KINESTETIK
Murid yang mempunyai gaya belajar secara kinestetik, mempelajari segala sesuatunya dengan baik lewat merasakan (feeling) gerakan motorik oleh tubuh mereka, mempunyai tactile sensory yang baik, otot motorik halus yang baik (fine motorik) dan mampu membedakan, mengaplikasikan berbagai gerakan secara akurat serta mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berbeda dan berlawanan. Pada umumnya mereka mempelajari bentuk (pattern) pada partitur dan membayangkan apa yang dirasakan tubuh mereka, bagaimana cara melakukannya, lalu memainkannya pada instrumen sesuai dengan imajinasi yang mereka bayangkan di dalam kepala mereka/visualisasi. Murid dalam kategori ini merupakan seseorang yang mempunyai imajinasi tinggi, konsentrasi tinggi, sense of tempo, pulse & rhythm yang baik, kemampuan mental yang baik dan kepercayaan diri yang tinggi (self esteem).
Namun dari semua gaya belajar di atas, cara belajar yang paling baik adalah dengan menggabungkan semua faktor baik itu audio-visual-verbal-kinestetik. Cara belajar seperti ini disebut sebagai learning via multi-canale, dimana semua indera diaktifkan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa menjadi beberapa kali lipat lebih cepat dibandingkan biasanya dan menciptakan kemampuanmulti-tasking.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com